Before
Jakarta, Stephen Mariani punya hobi nonton bisbol. Ia
selalu bersemangat tiap kali tim idolanya Boston Red Sox tengah
bertanding. Sayang, dengan tubuhnya yang super gemuk, tak ada bangku
stadion yang muat untuknya.
Stephen Mariani (56 tahun) mengalami kelebihan berat badan hampir di sepanjang hidupnya. Ia sudah mencoba segala macam diet yang dikenal manusia, tapi selalu gagal.
Upaya terbaiknya pada tahun 1995, ketika berat badannya dapat turun hingga 60 kg dalam satu tahun, dengan mengurangi porsi makan sekitar 5 gram lemak tiap hari dan menghindari daging. Tapi sayang itu tidak bertahan lama, karena berat badannya kembali naik hingga 174 kg.
Ia terus mencari cara untuk menurunkan berat badan, tapi semuanya sia-sia. Selama 13 tahun berikutnya, ia terus melakukan usaha yang ia bisa. Turun berat badan adalah fokus utamanya. Tapi semakin dicoba dan gagal, ia merasa semakin tertekan.
Rasa percaya dirinya mengikis, tingkat aktivitasnya semakin rendah, dan berat badannya pun terus naik. Ia mulai mengembangkan masalah kesehatan dan menjadi pra-diabetes. Dokter mengancamnya, bila tak segera menurunkan berat badan maka dia bisa mati karena komplikasi kesehatan.
Tapi ancaman tersebut sepertinya tak juga menakut-nakuti Stephen. Ia masih sering menguntit lemari dapur di malam hari, makan dengan sangat cepat, makan sarapan dengan porsi besar dan makan berlebihan parah di malam hari.
After
Karena kebiasaanya tersebut, berat badan Stephen mencapai puncak hingga
215 kg lebih. Ia kembali bertekad menurunkan berat badan setelah tak
bisa menonton pertandingan bisbol kesayangannya.
"Kebanyakan orang tidak berpikir dua kali untuk pergi ke pertandingan bisbol. Mereka membeli tiket, pergi ke taman, ke stadion berteriak-teriak. Saya selalu mencintai Boston Red Sox, tapi ketika berat saya mencapai 215 kg di usia 40 tahun, rasanya mustahil untuk pergi ke stadion Fenway Park. Tidak akan ada kursi yang muat untuk saya," terangnya.
Dengan bobot mencapai 215 kg, terang saja bila tak ada bangku stadion yang muat dengan ukuran tubuhnya. Karena sangat ingin menonton pertandingan bisbol secara langsung, ia pun bertekad menurunkan berat badan.
Ia membaca sebuah artikel tentang penurunan berat badan melalui hipnotis dan ingin mencobanya. Cara tersebut membuatnya tenang dan santai, juga meningkatkan fokus dan konsentrasi. Ia bisa berkonsentrasi intens pada pikiran, perasaan atau sensasi tertentu, sementara memblokir semua gangguan. Dengan cara itu, berat badannya turun 16 kg dalam tiga minggu pertama.
Selain itu, dia juga mulai mencoba olahraga. Ia membuat komitmen untuk menahan rasa sakit dan menyisihkan satu jam per hari, tujah hari seminggu untuk olahraga. Usahanya tak sia-sia karena ia berhasil menurunkan 67,5 kg berat badannya. Dengan berat badannya yang tinggal 106 kg, ia sudah bisa menonton pertandingan bisbol di stadion.
"Tiket memberi kami pandangan yang mengagumkan. Itu adalah pertandingan malam favorit saya. Cuaca yang sempurna. Kami berjalan ke tempat duduk kami, dan voila! Saya duduk dengan ruangan untuk cadangan," kenangnya.
Dengan usahanya yang tidak berhenti, Stephen pun berhasil menurunkan total 132 kg berat badannya. Kini bobot tubuhnya tinggal 83 kg.
"Kebanyakan orang tidak berpikir dua kali untuk pergi ke pertandingan bisbol. Mereka membeli tiket, pergi ke taman, ke stadion berteriak-teriak. Saya selalu mencintai Boston Red Sox, tapi ketika berat saya mencapai 215 kg di usia 40 tahun, rasanya mustahil untuk pergi ke stadion Fenway Park. Tidak akan ada kursi yang muat untuk saya," terangnya.
Dengan bobot mencapai 215 kg, terang saja bila tak ada bangku stadion yang muat dengan ukuran tubuhnya. Karena sangat ingin menonton pertandingan bisbol secara langsung, ia pun bertekad menurunkan berat badan.
Ia membaca sebuah artikel tentang penurunan berat badan melalui hipnotis dan ingin mencobanya. Cara tersebut membuatnya tenang dan santai, juga meningkatkan fokus dan konsentrasi. Ia bisa berkonsentrasi intens pada pikiran, perasaan atau sensasi tertentu, sementara memblokir semua gangguan. Dengan cara itu, berat badannya turun 16 kg dalam tiga minggu pertama.
Selain itu, dia juga mulai mencoba olahraga. Ia membuat komitmen untuk menahan rasa sakit dan menyisihkan satu jam per hari, tujah hari seminggu untuk olahraga. Usahanya tak sia-sia karena ia berhasil menurunkan 67,5 kg berat badannya. Dengan berat badannya yang tinggal 106 kg, ia sudah bisa menonton pertandingan bisbol di stadion.
"Tiket memberi kami pandangan yang mengagumkan. Itu adalah pertandingan malam favorit saya. Cuaca yang sempurna. Kami berjalan ke tempat duduk kami, dan voila! Saya duduk dengan ruangan untuk cadangan," kenangnya.
Dengan usahanya yang tidak berhenti, Stephen pun berhasil menurunkan total 132 kg berat badannya. Kini bobot tubuhnya tinggal 83 kg.
source : http://health.detik.com/read/2013/04/12/135914/2218698/1419/tubuh-gemuknya-tak-muat-di-bangku-stadion-pria-ini-pangkas-bobot-132-kg?l992205755